Wednesday, November 22, 2006

KRISTUS MENEBUS KAUM PILIHAN (3)

Penghiburan Besar!

Banyak orang akan menganggap ajaran penebusan seperti ini asing sekali, dan menghambat penginjilan. Benarkah demikian? Asumsi tersebut sama sekali tidak benar. Sebab, doktrin penebusan Kristus bagi kaum pilihan selaras dengan prinsip-prinsip penafsiran yang bertanggung jawab, dan harmonis dengan doktrin-doktrin yang lain. Dengan memahami doktrin ini, kita justru melihat keselamatan sebagai gambar utuh dari rencana agung keselamatan, bukan penggalan-penggalan ajaran yang dibangun “asal ada ayatnya.”

Sedangkan terhadap penginjilan, Gereja Tuhan di sepanjang zaman meyakini bahwa penginjilan itu niscaya dilakukan! Panggilan untuk memuridkan segala bangsa tetap berlaku (Mat. 28.19–20). Tetapi kita perlu cermat dan berhati-hati! Apakah dibenarkan, demi orang bertobat, kemudian kita mengaburkan pengajaran Kitab Suci yang benar? Tujuan sama sekali tidak menghalalkan segala cara.

Pada tahun-tahun terakhir, begitu maraknya KKR yang dibumbui oleh pernak-pernik humanistis yang sebenarnya melawan kesaksian firman: manipulasi psikologis dengan membangun suasana-suasana mistik, musik-musik syahdu dan menyentuh hati, serta kata-kata yang terus diulang-ulang, “Bayangkan kasih Tuhan kepadamu. Akankah engkau menyia-nyiakan kasih-Nya yang besar? Rasakan kasih-Nya!” Akhirnya, orang-orang pun tergerak untuk maju dan mengambil keputusan, karena perasaannya tersentuh! Semua itu bukan Injil yang sejati. Sebaliknya, justru musuh Injil!

Rasul Paulus mempercayai doktrin penebusan terbatas, tetapi ia pun penginjil yang efektif. Seorang pengkhotbah meyakini penebusan Kristus bagi umat pilihan, ia tidak akan gegabah berkata, “Kristus rela mati untuk setiap orang di gereja ini, bahkan untuk setiap manusia!” atau seorang penginjil kepada orang yang diinjili, “Kristus mati bagi kamu, langkah selanjutnya ada di tanganmu sendiri.” Sebab, bagaimana ia yakin Kristus benar-benar mati untuk orang tersebut? Tidak ada juga preseden penginjilan seperti itu di Alkitab. Para pengkhotbah KKR sekaliber Charles H. Spurgeon (abad ke-19) atau Jonathan Edwards (abad ke-18) tidak pernah mengucapkan kalimat seperti itu dalam khotbah-khotbah mereka!

Lalu, bagaimana seharusnya pengkhotbah KKR memimpin altar call? Hendaklah ia menghindarkan diri dari godaan berapa jumlah hadirin yang mengangkat tangan! Sebagai pelayan firman Allah, ia dilarang untuk memanipulasi pendengar dengan kharisma atau suasana! Hendaklah altar call tidak dilakukan dengan mengulang-ulang panggilan, seolah-olah Allah merengek-rengek supaya orang-orang berdosa bertobat dan menyerahkan diri. Ia cukup berkata, “Kristus datang untuk menebus orang-orang berdosa!” Ya, ini benar! Kristus datang untuk kaum pilihan Allah, dan mereka ini manusia berdosa!

Sesungguhnya, mempercayai penebusan Kristus bagi kaum pilihan Allah justru mendorong penginjilan. Sebutkanlah penginjil-penginjil terbaik dunia, kebanyakan mereka adalah pemeluk ajaran ini (C. H. Spurgeon, G. Whitefield, G. Muller, J. Edwards). Oh, bila semua manusia ternyata telah rusak total—namun jauh sebelum itu Allah sudah berkenan menetapkan siapa saja yang menjadi umat-Nya—maka penginjilan pastilah berhasil! Keselamatan tidak bergantung pada kehendak manusia, tetapi karya Allah dari awal sampai akhir! Bila Allah memiliki rancangan agung, maka Ia tidak pernah gagal. Pekabaran Injil berarti undangan Allah bagi kita untuk mengumpulkan segenap kaum pilihan Allah yang baginya Kristus telah datang dan menyempurnakan karya keselamatan dengan kematian-Nya. Tidak ada lagi panggilan yang lebih mulia!


TERPUJILAH ALLAH!

No comments: